Kamis, 22 September 2011
Teknologi Informasi, Inovasi bagi dunia pendidikan
Judul: Teknologi Informasi, Inovasi bagi Dunia Pendidikan
Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan.
Topik: Teknologi Informasi Dalam Wacana Pendidikan
Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan.
Topik: Teknologi Informasi Dalam Wacana Pendidikan
I. TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN DI INDONESIAA. Dunia Pendidikan Konvensional Indonesia
Secara
umum Dunia Pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana
yang publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh
berbagai kalangan baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung
dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa
permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian.
Upaya-upaya
peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang membawa nama pendidikan
telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat ini kita
belum melihat hasil dari usaha tersebut. Apabila kita melihat dari
sudut pandang nasional atau alias yang umum-umum saja jadi marilah kita
lihat apa yang dilakukan oleh pemerintah. Usaha yang dilakukan oleh
pemerintah biasanya bersifat konstitusional demi mendapatkan lulusan
dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global,
semisalkan dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan UAN dengan
nilai sebesar 4,00 dengan tidak digabung dengan poin pada ujian praktek
ditambah lagi tanpa ujian praktek. Pada hal ini bukannya kita
menemukan pemerintah berusaha untuk memperbaiki mutu pendidikan
melainkan nampak sepertinya pemerintah hendak menjegal generasi kita.
Apabila
kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti
permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari
menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok
masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di
Indonesia.
Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu
kecacatan ialah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan
tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih
dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang
paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki
peningkatan kualitas pada dunia pendidikan. Ketidakefektifan adalah
kata yang paling cocok untTuk sistem ini, sebab seiring dengan
perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan
instan, namun institut yang masih menggunakan sistem tradisional ini
mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi)
dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan IT. Sistem
konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya
media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat dihubungi
setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program
pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai
dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka
hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan
pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia, dan informasi;
mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan
jaman.B. Penggunaan IT Dalam Dunia Pendidikan
Arti
IT bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau
sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun
hal Pemanfaatan IT ini di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari
berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan
memasuki milenium ketiga ini.
Padahal
penggunaan IT ini telah bukanlah suatu wacana yang asing di negeri
Paman Sam Sana. Pemanfaatan IT dalam bidang pendidikan sudah merupakan
kelaziman di Amerika Serikat pada dasawarsa yang telah lalu. Ini
merupakan salah satu bukti utama ketertinggalan bangsa Indonesia dengan
bangsa-bangsa di dunia.
Berikut
ini ialah sampel-sampel dari luar negeri hasil revolusi dari sistem
pendidikan yang berhasil memanfaatkan Teknologi Informasi untuk
menunjang proses pembelajaran mereka:
1.
SD River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan contoh tentang
apa yang bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi khusus:
sekolah harus bisa membuat murid memasuki era informasi instan dengan
penuh keyakinan. Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk
berhubungan dengan seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah
fakta tentang kehidupan. Sekolah ini bahkan tidak memiiki ensiklopedia
dalam bentuk cetakan. Di seluruh perpustakaan, referensinya disimpan di
dalam disket video interktif dan CD-ROM-bisa langsung diakses oleh
siapa saja, dan dalam berbagai bentuk: sehingga gambar dan fakta bisa
dikombinasikan sebelum dicetak;foto bisa digabungkan dengan informasi.
2.
SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer
ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah
ini memiliki angka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4%
dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30%
3.
Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus
di Union City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini
begitu rendah, dan jumlah murid absen dan putus sekolah begitu tinggi
hingga negara bagian memutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari 99%
murid berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua.
Bell Atlantic-
Sebuah perusahaan telepon di daerah itu membantu menyediakan komputer
dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas, guru,
dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke Internet, dan para
guru dilatih menggunakan komputer pribadi. Sebagai gantinya, para guru
mengadakan kursus pelatihan akhir minggu bagi orangtua.
Dalam
tempo dua tahun, baik angka putus sekolah maupun murid absen menurun
ke titik nol. Nilai ujian-standar murid meningkat hampir 3 kali lebih
tinggi dari rata-rata sekolah seantero New Jersey.
Informasi
yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai
media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang demikian besar
bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini memberikan katalis
bagi terjadinya perubahan medasar terhadap peran guru: dari informasi
ke transformasi. Setiap sistem sekolah harus bersifat moderat terhadap
teknologi yang memampukan mereka untuk belajar dengan lebih cepat,
lebih baik, dan lebih cerdas. Dan Teknologi Informasi yang menjadi
kunci untuk menuju model sekolah masa depan yang lebih baik.
Namun
usaha-usaha dari anak-anak bangsa juga terus dilakukan untuk mengejar
ketertinggalan bangsa Indonesia dalam hal penyampaian proses pendidikan
dengan penggunaan IT. Semisalnya, baru-baru ini Telkom, Indosat, dan
Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan kesiapannya untuk
mengembangkan IT untuk pendidikan di Indonesia, dimulai dengan
proyek-proyek percontohan.Telkom menyatakan akan terus memperbaiki dan
meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan telekomunikasi yang
diharapkan dapat menjadi tulang punggung (backbone) bagi pengembangan
dan penerapan IT untuk pendidikan serta implementasi-implementasi
lainnya di Indonesia. Bahkan, saat ini Telkom mulai mengembangkan
teknologi yang memanfaatkan ISDN (Integrated Sevices Digital Network)
untuk memfasilitasi penyelenggaraan konferensi jarak jauh
(teleconference) sebagai salah satu aplikasi pembelajaran jarak jauh.
Banyak
aspek dapat diajukan untuk dijadikan sebagai alasan-alasan untuk
mendukung pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan dalam
kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia.
Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan sekian
banyaknya pulau yang terpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang
seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan
pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan. IT sangat mampu dan
dijagokan agar menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di
bumi Nusantara, sebab IT yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak
jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Demi penggapaian
daerah-daerah yang sulit tentunya diharapkan penerapan ini agar
dilakukan sesegera mungkin di Indonesia.
IMPLIKASI IT DI DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA
e-Education,
istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education
(Electronic Education) ialah istilah penggunaan IT di bidang
Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah
diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya.
(Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?)
Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses
perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak
cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir.
Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan
melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis
yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
A. Pemanfaatan IT Bagi Institut Pendidikan
Pesatnya
perkembangan IT, khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan
informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan.
Dilingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan
dalam suatu sistem yang disebut electronic university (e-University).
Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan
pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan
informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun
diluar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan
lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan
menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut
dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Lingkungan
Akademis Pendidikan Indonesia yang mengenal alias sudah akrab dengan
Implikasi IT di bidang Pendidikan adalah UI dan ITB. Semisalnya UI.
Hampir setiap Fakultas yang terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat
di akses oleh masyarakat, memberikan informasi bahkan bagi yang sulit
mendapatkannya karena problema ruang dan waktu. Hal ini juga tentunya
sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan
alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum,
dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. Contoh lain adalah
Universitas Swasta Bina Nusantara juga memiliki jaringan Internet yang
sangat mantap, yang melayakkan mereka mendapatkan penghargaan akademi
pendidikan Indonesia dengan situs terbaik. Layanan yang disediakan pada
situs mereka dapat dibandingkan dengan layanan yang disediakan oleh
situs-situs pendidikan luar negeri seperti Institut Pendidikan
California atau Institut Pendidikan Virginia, dan sebagainya.
Pada
tingkat pendidikan SMU implikasi IT juga sudah mulai dilakukan walau
belum mampu menjajal dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan
pendidikan lanjutan. Di SMU ini rata-rata penggunaan internet hanyalah
sebagai fasilitas tambahan dan lagi IT belum menjadi kurikulum utama
yang diajarkan untuk siswa. IT belum menjadi media database utama bagi
nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun prospek
untuk masa depan, penggunaan IT di SMU cukup cerah.
Selain
untuk melayani Institut pendidikan secara khusus, adapula yang untuk
dunia pendidikan secara umum di indonesia. Ada juga layanan situs
internet yang menyajikan kegiatan sistem pendidikan di indonesia. situs
ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan
perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum
serta jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para
pendidik dan para peminat lainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah
sebagai wadah untuk saling berhubungan yang dapat menampung semua
sektor utama pendidikan. Contoh dari situs ini adalah www.pendidikan.netDisamping
lingkungan pendidikan, misalnya pada kegiatan penelitian kita dapat
memanfaatkan internet guna mencari bahan atau pun data yang dibutuhkan
untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs
tersebut sangat berguna pada saat kita membutuhkan artikel, jurnal
ataupun referensi yang dibutuhkan. Situs tersebut contohnya seperti google.com atau searchindonesia.com atau sumpahpalapa.netInisiatif-inisiatif
penggunaan IT dan Internet di luar institusi pendidikan formal tetapi
masih berkaitan dengan lingkungan pendidikan di Indonesia sudah mulai
bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sudah ada adalah situs
penyelenggara “Komunitas Sekolah Indonesia”. Situs yang menyelenggarakan
kegiatan tersebut contohnya plasa.com dan smu-net.comB. IT Sebagai Media Pembelajaran Multimedia
Kerjasama
antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara
fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus
berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui
seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini
dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan
penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui
Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring
dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi
dapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di
universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia
dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan
di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharing
information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar
penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian
di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama
sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Virtual
university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Virtual
university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat
menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan
hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut
serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 –
50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana
saja. Penyedia layanan Virtual University ini adalah
www.ibuteledukasi.com . Mungkin sekarang ini Virtual University
layanannya belum efektif karena teknologi yang masih minim. Namun
diharapkan di masa depan Virtual University ini dapat menggunakan
teknologi yang lebih handal semisal Video Streaming yang dimasa
mendatang akan dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta suatu
sistem belajar mengajar yang efektif yang diimpi-impikan oleh setiap
ahli IT di dunia Pendidikan. Virtual School juga diharapkan untuk hadir
pada jangka waktu satu dasawarsa ke depan.
Bagi
Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi
alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur
bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang
pendidikan di Indonesia:
. Akses ke perpustakaan;
. Akses ke pakar;
. Melaksanakan kegiatan kuliah secara online;
. Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;
. Menyediakan fasilitas mesin pencari data;
. Meyediakan fasilitas diskusi;
. Menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah;
. Menyediakan fasilitas kerjasama;
. Dan lain – lain.
C. Kendala-Kendala Pengimplikasian di Indonesia
Jika
memang IT dan Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita
gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang
menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin.
Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini.
Salah
satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia,
proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan
perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang
melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk
menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini.
Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum
di Indonesia.
Selain itu masih
terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi
telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat
terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC)
di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga
masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai
tempat di Indonesia.. Untuk
itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi
di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar
jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui
warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak
pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga
kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim
kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang
pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit
untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru
Institut-institut pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas untuk
mengakses jaringan IT yang memadai. Padahal masih banyak
institut-institut pendidikan lainnya yang belum diperlengkapi dengan
fasilitas IT.Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar